ne cerita yang sama dengan bahasa indonesia :D
Learning english
(alasan ke-2 ku untuk bertahan hidup)
Nama saya ichsan. Saya lahir pada tanggal 15 januari 1996.
Umur saya 15 tahun. Saya tinggal bersama keluarga yang sangat hangat dan
bahagia walaupun saya hanya tinggal berdua dengan ibu saya di sebuah rumah yang
kecil namun nyaman, ibu saya mengidap penyakit jantung yang menyebabkannya
tidak dapat melakukan banyak aktifitas. ayah saya telah meninggal ketika ia
menjual ginjalnya untuk menjapatkan uang untuk melunasi biaya persalinan ibu
yang saat itu tengah melahirkanku yang belum saat nya di lahirkan karena air
ketuban telah pecah terlebih dahulu dan menyebabkan persalinannya di pecepat.
Dan pada saat aku lahir ayahku yang hanya memiliki satu ginjal tidak dapat
bertahan lama. Apa lagi pekerjaannya sebagai kuli bangunan membuatnya
mengeluarkan banyak tenaga setiap harinya. Umur ku baru beranjak 3 minggu pada
saat itu dan aku telah menjadi yatim. Ibuku terus merawatku dengan uang sisa
penjualan ginjal ayah ku. Dulu hidupku tidak seperti ini aku dan ibu masih
mempunyai rumah dan berbagai peralatannya. Namun suatu hari saat ibuku mencoba
untuk menginvestasi kan uang yang ada ibuku malah di tipu dan hidup kami penuh
dengan hutang. Aku yang masih kecil tidak dapat membantu pada saat itu dan aku
hanya membuat ibuku menjadi susah dengan tangisanku. Karena penagih hutang
terus mengejar-ngejar kami ibu membawa ku pergi dari yogja ke jakarta untuk menghindari
kejaran penagih hutang.kehidupan di jakarta sangatlah kejam. Namun, ibu dengan
susah payah terus merawatku hingga sebesar ini. Dan saat ini ibu tidak dapat
melakukan banyak aktivitas dan kini giliranku untuk menggantikannya. Aku
bekerja sehari-hari sebagai pemulung. Tidak ada pekerjaan lain yang dapat aku
lakukan. Aku mencoba bekerja bangunan namun langsung di tolak karena tubuhku
yang kecil dan kurus, dan aku juga tidak bersekolah. Menjadi pemulung saja aku
sudah sangat bersyukur. Setidaknya aku bisa membeli makan untuk sehari hari.
Suatu hari saat aku sedang memulung
sampah sampah aku terpeleset dan hampir jatuh dari jembatan, namun beruntungnya
kau seorang lelaki berkewarganegaraan asing memegang tanganku dan menarikku.
Aku benar benar berterima kasih.namun aku yakin dia tidak dapat mengerti apa
yang aku katakan. Ia memberikan sapu tangan kepadaku untuk menahan darah yang
keluar dari lenganku yang tergores aspal. Ia sedikit berbicara dan terus
menggulung kan saputangannya di lenganku hingga seseorang dari kejauhan
memanggilnya. ia meninggalkan kartu namanya dan dia sedikit berbicara keapdaku.
Kata kata yang terus di ulang ulang namun aku tidak dapat mengerti dan kemudian
ia berjalan menghampiri temannya, dan kemudian pergi. Aku masih terduduk
terpaku aku terus mengingat kejadian yang baru saja terjadi dan mulai
memikirkan bagaimana jika tadi aku terjatuh. Dan aku sangat sangat berterima
kasi kepada nya , dan aku tidak akan melupakan kejadian ini. Aku janji suatu
hari nant aku akan menjumpaimu dan
menyatakan “terima kasih” dengan bahasa inggris. Mari bertemu sekali lagi.
Kini aku mulai memikirkan cara bagaimana
agar aku bisa berbahasa inggris. Dan menepati janjiku.aku mulai memutar-mutar
otakku tiba-tiba sebuah kertas tertiup angin menghampiri wajah ku. Dan aku
mulai membuka sobekan koran tersebut yang bertulisan “kompetisi debat
b.inggris” aku mulai melebarkan mataku saat membaca “bagi pemenang akan di
sekolahkan di amerika secara gratis”. Membacanya membuatku termotivasi dan
kembali berfikir bagaimana agar aku dapat menguasai b.inggris sedangkan aku
tidak mempunyai biaya untuk sekolah. Aku mulai berfikir dam memutar mutar
mataku yang akhirnya terhenti saat aku melihat tulisan b.inggris di sebuah
bungkusan indomie. Aku memang tidak bersekolah, namun ibu ku mengajari ku
sedikit bagaimana mengeja huruf huruf dalam b.inggris. kemudian aku memisahkan
semua bungkusan yang terdapt b.inggris. ketika di perjalnan pulang aku ingat
bahwa di pojokan seberang jalan ada sekolah khusus b.inggris. aku menghampiri
sekolah tersebut. Aku tidak bisa masuk namun aku hanya mengintip guru guru
mengajarkan pelajaran b.inggris. aku melihat mereka terus mengulang-ngulang
kata dalam b.inggris ke b.indo . aku mencoba untuk mendengarnya dengan sangat
jelas dan kemudian mengulangnya dan berusaha untuk mengingatnya. Ketika di
perjalanan menuju rumah aku mendengar lagu yang berasal dari warnet yang tidak
jauh dari rumah ku. Aku berhenti di depan warnet tersebut dan mendengarkan lagu
tersebut dan mencoba menangkap kata kata dalam b.inggris. kemudian sekolah itu
dan warnet telah menjadi tempat yang wajib aku kunjungi setiap harinya.
Kini aku mulai bisa mengungkapkan
beberapa hal dalam bahasa inggris dan semakin hari aku menjadi semakin semangat
mempelajarinya. Akhir-akhir ini aku juga lupa makan, aku hanya membelikan
makanan untuk ibuku. aku sangat semangat menabung setelah melihat buku pelajaran
bahasa inggris yang di jual oleh seorang wanita tua di pasar loak dengan harga
yang murah. Aku terus menabung untuk membelinya dan kini aku telah
mendapatkannya. Namun perut ku terasa begitu sakit sudah beberapa hari ini aku
tidak makan dan hanya meminum air saja. Di tengah perjalanan menuju rumah aku
menemukan selembar uang jatuh bernilai Rp.50.000 dari kantung seorang pria yang
berpakaian rapi. Dia telah berjalan jauh. Aku berencana membeli makanan dari
uang itu namun kemudian aku teringat pesan ibu untuk terus menjadi anak yang
baik dan alangkah baiknya kalau aku mengembalikkan uang ini kepada pemiliknya.
Tubuhku lemas aku mencari-cari sosok pria tadi, lelaki yang berpakaian rapi dan
sedikit gemuk dia juga berkulit putih langsat. Aku berjalan tertatih-tatih
hingga akhirnya aku menangkap sosok lelaki yang aku cari. Aku melihatnya di
ujung persimpangan yang hendak menghentikan taxi. Aku mulai mempercepat langkah
kaki ku sedikit berlari dan aku berhasil menghampirinya. Dengan nafas yang
terputus-putus aku mengembalikan uangnya dan hal memalukan perut ku mulai
bersorak setibanya aku di hadapan lelaki itu, membuat lelaki itu sedikit
tertawa geli dan akhirnya mengajakku untuk duduk di sebuah cafe. Aku sangat
berterima kasih, perutku di selamatkan oleh nya. Setelah sedikit berbicara
akhirnya lelaki itu pergi pulang dan begitu juga dengan ku di tengah perjalanan
pulang aku teringat seperti ada sesuatu hal yang aku lupakan aku berhenti
sejenak memastikan anggota tubuhku masih lengkap dan tidak ada yang hilang. Dan
tersentak aku teringat, benda di tanganku lenyap entah kemana. Aku memutar
balik langkahku dengan cepat, buku bahasa inggris yang baru saja aku beli
dengan uang hasil tabunganku sepertinya tertinggal di cafe. Aku terlalu panik
hingga akhirnya aku terjatuh dan kini lutut ku mengeluarkan darah. Bajuku kotor
aku tidak peduli dengan rasa sakit aku terus berlari tampa menghiraukan rasa
sakit ini hingga aku sampai di tempat yang aku tuju.
Aku berlari memasuki cafe itu dan
menghampiri tempat dudukku tadi. Bukunya bukunya tidak ada lagi. Aku terdiam
dan mulai memutar kepala ku untuk mencari buku tersebut. Namun seorang karyawan
menarikku keluar.dia menyuruhku keluar dengan nada sopan namun sedikit keras,
aku menanyakan buku kepadanya namun dia menggeleng. Aku terduduk di depan cafe
itu, tanpa aku sadari semua pasang mata tertuju padaku dengan mulut yang
sedikit bergerak menggunjingku. Aku tidak peduli aku akan menunggu hingga cafe
ini tutup dan akan mencari buku ku disana. Namun, tak lama kemudian seorang karyawan
lain menghampiriku dan memberikan ku buku yang aku cari cari aku sangat senang
namun aku bingung ia memberikanku begitu banyak buku bahasa inggris dan
memperlihatkan senyum tulusnya, terima kasih. Kata itu tak henti hentinya aku
ucapkan.
Matahari mulai terbenam aku belum
pulang kerumah seharian ini. Dan ada hal lain yang aku lupakan. tanggal 15 januari hari ini adalah hari ulang
tahunku. Aku berjalan riang menuju rumah. Kakiku tak henti hentinya menari
sambil sedikit berlari rasa sakit di kaki ku sedikit pun tidak terasa.
Sesampainya di rumah aku terkejut karena aku tidak mendapati sosok ibuku yang
selalu memancarkan senyumannya ketika aku pulang. Aku mencarinya di sekitar
rumah, namun aku tidak menemukannya aku mulai cemas. Dan akhirnya aku mendapati
sosok seorang wanita di seberang jalan menggunakan selendang putih . Itu ibu.
Aku mencoba menghampirinya namun dia menyuruhku untuk tetap diam disini dan
menunggunya. Aku mengikuti apa yang ia kata kan. Tapi aku tidak bisa aku ingin
menjemputnya keseberang. Kakiku mulai melangkah dan ibu menyuruhku jangan
bergerak. Aku terdiam dan batinku terus bertanya “kenapa?” Aku tidak
mendengarkannya dan terus berjalan. Melihatku yang mulai tidak mendengarkannya
ia mulai marah terlihat dari raut mukanya yang cemberut, dan ia langsung datang
menghampiri ku. Jalan terlihat sepi saat
itu, dan ketika ibuku mulai berada di tengah jalan betapa terkejutnya aku
melihatnya di hantam oleh sebuah mobil pribadi yang terlihat mewah. Kejadiannya
begitu cepat aku seperti tidak melihat apa-apa. Dan dari mana mobil itu
berasal. Aku menghampiri ibuku yang tengah berlumuran darah sekarang. Ia
memeluk sesuatu dan itu adalah buku bahasa inggris, ia sedikit membuka matanya
dengan paksa dan mulai berbisik tanpa menghiraukan rasa sakitnya “ichsan ..
jadi lah anak yang baik dan kuat dan teruslah belajar” tidak dapat berkata
terlalu banyak aku tidak tega melihatnya merasakan begitu kesakitan dan ketika
dalam perjalan ke rumah sakit, ibuku telah di panggil duluan. Kini aku menjadi
yatim piatu, aku hidup sebatang kara, aku tidak tau lagi apa arti hidupku ini
dan untuk apa aku hidup satu-satunya alasan aku untuk hidup telah tiada, dan
aku menjadi putus asa, aku tidak dapat berfikir jernih aku terus
mengingat-ngingat perkataan ibuku, air mataku belum berhenti mengalir hati ku
juga masih hancur. Aku melihat tumpukan sampah yang aku kumpulkan dan aku
gantung di seputar dinding rumah sampah-sampah yang terdapat bahasa inggris
nya, aku melihat kumpulan buku-buku yang telah aku dapatkan dan satu buku yang
berlumuran darah. Aku menatap mereka datar. Aku berfikir untuk membuang mereka
semua namun kembali terlintas di fikiranku pesan terakhir ibuku, aku harus
belajar .. belajar bahasa inggris dan akhirnya aku mengingat janjiku kepada
seorang lelaki asing yang telah menyelamatkan jiwa ku. aku juga telah
menceritakanya kepada ibu dan dia terus menyuruh ku untuk berterima kasih dan
terus mendukungku untuk belajar bahasa inggris hingga akhirnya sekarang aku tau
alasan ku untuk hidup. Kini hanya ada satu alsanku untuk hidup yaitu menepati
janjiku.
Hari-hari ku habiskan dengan
belajar, aku tidak melalukan kagiatan apa pun selain belajar aku tidak makan
aku hanya sedikit tidur dan selainnya aku habiskan untuk belajar. Hingga
akhirnya aku terkapar lemah di atas kasur tua ini.tiba-tiba seorang laki-laki
yang tidak ku ketahui masuk ke dalam rumahku aku tidak dapat berbuat apa-apa
tubuhku begitu lemah sampai akhirnya aku kehilangan kesadaranku. Saat aku
tersadar aku telah berada di rumah sakit dan seorang lelaki menghampiriku. Aku
semakin penasaran dengan nya sebelum aku mulai bertanya dia duluan mengatakan
sesuatu, sesuatu yang aku harap aku salah mendengarnya, dia meminta maaf
meminta maaf karena dialah yang telah menabrak ibuku hingga meninggal.
Jantungku serasa mau copot saat itu, air
mataku berjatuhan aku mengepal tanganku kuat, aku tidak tau apa yang harus aku
lakukan terhadap lelaki yang telah berkeluarga ini. Aku melihatnya menangis
menyesal di temani juga oleh istrinya yang ikut meminta maaf. Hatiku sakit aku
tidak sanggup berkata apa pun. Satu
patah katapun tidak keluar dari mulutku. Tubuhku bergetar kuat jantungku
berdetak 2x lebih cepat. Dan kata terakhir dari lelaki itu, ia ingin
menjadikanku anak angkatnya, sebagai tanda meminta maaf, ia ingin merawatku
yang kini hanya sebtang kara, awalnya aku tentu menolak, hatiku terus hancur
begitu melihatnya, namun dia terus menunjukan kasih sayang yang tulus kepadaku,
aku berusaha untuk menghindar tidak mendengarnya dan terus berusaha tidak
melihatnya, tapi lelaki itu dan istrinya terus menyayangiku. Hingga akhirnya
aku kembali teringat pesan dari ibu untuk menjadi anak yang baik, anak yang
baik tentunya tidak boleh mendendam.
Aku masih berada di rumah sakit. Aku
berusaha memperlancar bahasa inggrisku dengan berlatih berbicara bahasa inggris
dengan dokter yang merawatku. Setiap hari aku terus mengganggunya agar
berbicara kepadaku, awalnya aku ragu namun begitu aku mencoba berbicara
beberapa kata dia merespon dengan baik dan aku mengerti dengan apa yang dia
katakan hingga akhirnya kami tenggelam dengan pembicaraan kami.
Saatnya aku
meninggalkan rumah sakit. Aku telah sangat dekat dengan orang-orang disini
hingga aku enggan untuk meninggalkannya. Status ku saat ini adalah anak angkat
pak ridwan, ia mengajakku untuk tinggal bersama mereka namun aku menolak, aku
masih ingin tinggal di rumah gubukku yang kecil namun hangat.aku kembali ke
rumah banyak hal yang berubah, rmah ini begitu sepi dan berantakan. Aku
membereskan buku-buku yang berserakan dan menemukan selembar sobekan koran,
koran yang saat itu menghampiriku dan aku kembali teringat dengan “kompetisi
debat bahasa inggris”. Aku mulai percaya diri dengan bahasa inggrisku dokter di
rumah sakit banyak mengajariku. Sekarang yang aku butuh kan hanya uang untuk
pendaftaran kompetisinya akan di mulai minggu depan dan batas terakhir
pendaftaran adalah besok, aku segera bergegas bekerja mengutip sampah dari pagi
sampai sore namun uang yang aku dapatkan tidak mencukupi aku berjalan menuju
rumah aku melihat ada hal aneh di rumah aku, ternyata pak ridwan dan istrinya
berkunjung kerumahku dan membawa beberapa makanan. di tangan pak ridwan aku
melihat koran yang aku tempelkan di dinding ia sudah membacanya, aku di suruh
duduk dan menyantap makanan yang telah dibawakan. setelah makan pak ridwan
menawarkan bahwa ia ingin menolongku, aku tidak dapat menolah, padahal aku
telah mengeluarkan seribu alasanku, namun hati orang ini yang tulus tidak dapat
kutolak, pak ridwan menambah uangku yang tidak cukup untuk biaya pendaftaran
dia juga membawaku ke seorang temannya untuk mengajariku bagaimana cara berdebat. Aku masih menolak
untuk tinggal di rumahnya namun dia tidak sedikit pun marah, dia lelaki yang
sangat baik.
Esok adalah hari pertandingan di
mulai hari ini aku hanya mengulang sedikit apa yang telah aku pelajari dan
selebihnya waktu ku gunakan untuk beristirahat karena 2 hari terakhir aku tidak
tidur karena terus belajar. Dan aku tidak menduga bahwa aku dapat menjuarai
perlombaan itu padahal aku mendapatkan lawan yang sangat kuat di perlombaan
itu, aku berangkat ke amerika besok. Pak ridwan dan istrinya mengantarkanku ke
bandara dan kami akan bertemu kembali 6 bulan kedepan saat aku libur dan
kemudian aku akan kembali lagi ke amerika. Pak ridwan menasehatiku banyak hal
tentang bagaimana negara amerika itu. Aku berusaha mengingat apa yang di
katakannya.
Sudah 5 bulan aku di amerika, kini
aku telah tau betul daerah daerah di sini, aku mendapatkan banyak teman dan aku
bergaul dengan mudah di sini. Dan sekarang adalah waktu ku untuk mencari seseorang
yang telah menyelamatkan hidupku waktu itu. Aku menyelusuri jalan dengan
membawa kartu nama orang itu. Hingga akhirnya aku berdiri di depan pintu yang
berhiasi salip. Aku menekan bel, seorang wanita paruh baya membuka pintu dan
menanyai siapa aku, aku mencoba menjelaskan dengan panjang lebar sambil
menunjukan kartu nama dan sapu tangan milik lelaki asing itu. Wanita itu tampak
percaya namun aku dapat membaca kesedihan dari raut wajahnya.
Dia menyuruhku menunggu dia
memanggil cucunya dan kami bertiga pergi ke suatu tempat, wanita itu tidak
memberitaukanku kemana,dia hanya terdiam dan wajahnya tampak sangat sedih.
Hingga akhirnya sampailah kami di tempat pemakaman, sesampainya disini aku
tersadar, aku tersadar bahwa lelaki asing yang menyelawatkanku kini telah
tiada, dia terlibat kecelakaan. Aku tidak dapat berkata apa-apa, aku merasa
sangat sedih dan mulai menitih kan air mata, aku menaruk sapu tangan di atas
nisannya, dan aku mulai berbisik “thank you” aku mencoba melanjutkan
kata-kataku namun bibirku bergetar dan aku tidak sanggup berkata banyak. Aku
telah menepati janjiku walau pun ia tidak dapat mendengar nya.
Aku telah sampai di asrama sekolah,
aku menelpon ayah angkatku pak ridwan karena minggu depan aku akan kembali ke
indonesia karena libur, aku bercerita panjang lebar dengannya di telepon dan
juga menanyakan tentang keadaan rumahku. Aku berencana membuat panti asuhan di tanah itu, karena banyak tanah
kosong di sebelahnya dan aku berencana untuk membelinya. Pak ridwan sangat
senang mendengar rencana ku. Dan ini pertama kalinya ia memanggil nama ku,
setelah sebelum-sebelumnya ia hanya memanggilku dengan sebutan kamu. Ican
katanya dengan ejaan inggris dan sedikit bercanda. Dan nama ican terdengar i
can yang artinya adalah saya bisa. Aku tercengang teringat ayah ibuku, dan
mungkin ini kenapa ayah dan ibuku memberiku nama ihcan. Agar aku bisa menjalani
segala rintangan di kehidupanku walaupun hanya sendiri.
Begtulah kisah hidup saya hingga akhirnya saya
berhasil berdiri di depan kalian menjadi dosen muda.
Sampai
disini perjumpaan kita dan jangan lupa buat ringkasan dari cerita saya dan buat
nilai positif dan negatif dari kisah saya itu. Selamat siang. Ucap mr.ihcan
mengakhiri kelasnya.
*jangan
berputus asa. Tuhan memberi kita cobaan untuk kita jalani agar kita menjadi
seseorang yang lebih baik.terus berusaha dan jangan menyerah.*
0 komentar:
Posting Komentar